PENGERTIAN ARSITEKTUR DAN ARSITEK
Arsitektur adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan
lingkungan binaan (artefak), mulai dari lingkup makro—seperti perencaan
dan perancangan kota, kawasan, lingkungan, dan lansekap—hingga lingkup
mikro—seperti perencanaan dan perancangan bangunan, interior, perabot,
dan produk. Dalam arti yang sempit, arsitektur sering kali diartikan
sebagai ilmu dan seni perencanaan dan perancangan bangunan. Dalam
pengertian lain, istilah “arsitektur” sering juga dipergunakan untuk
menggantikan istilah “hasil-hasil proses perancangan”.
Jika ilmu dan seni perencanaan dan perancangan lingkungan binaan
(artefak) dinamai “arsitektur”, orang yang mempunyai keahlian dan
berkecimpung di dalam bidang tersebut dinamai “arsitek”. Jadi, arsitek
adalah orang yang mempunyai keahlian dan berkecimpung di dalam ilmu dan
seni perencanaan dan perancangan lingkungan binaan (artefak)—seperti
perencanaan dan perancangan kota, kawasan, lingkungan, lansekap,
bangunan, interior, perabot, dan produk.
ARSITEKTUR SEBAGAI ILMU DAN SENI
Sebagai suatu seni, arsitektur tidak dapat dilepaskan dari berbagai
kaidah seni. Prinsip-prinsip keindahan yang juga merupakan kaidah dasar
di dalam bidang seni lainnya—seperti kesatuan, keseimbangan, keserasian,
irama—juga dipergunakan sebagai kaidah dasar di dalam arsitektur.
Perwujudan arsitektur merupakan hasil manifestasi nilai-nilai seni. Itu
sebabnya, pada sebagian perguruan tinggi di mancanegara, arsitektur
dikelompokkan ke dalam fakultas seni atau sejenisnya.
Berbeda dengan bidang seni rupa atau seni lainnya yang dikelompokkan ke dalam seni murni (pure art), arsitektur dikelompokkan pada ‘seni terpakai’ (applied art).
Pengelompokan arsitektur ke dalam ‘seni terpakai’ ini tidak dimaksudkan
untuk mengartikan bahwa seni lainnya bukanlah seni yang tidak terpakai
atau seni yang tidak bermanfaat, namun lebih dimaksudkan pada kenyataan
bahwa arsitektur sebagai bidang seni yang berkaitan dengan perencanaan
dan perancangan wadah yang akan dipergunakan manusia di dalam melakukan
kegiatannya. Berbeda dengan orientasi seni lukis—yang menghasilkan karya
berwujud dua dimensi (dwimatra)—dan seni pahat atau seni patung yang
menghasilkan karya berwujud massa tiga dimensi (trimatra), orientasi
arsitektur adalah menghasilkan karya ruang dan massa tiga dimensi
(trimatra) yang menekankan hakikat dan keberadaan serta efek ruang
sebagai wadah yang akan dipergunakan manusia di dalam melakukan
kegiatannya.
Sebagai suatu ilmu, arsitektur tidak dapat dilepaskan dari berbagai
kaidah keilmuan maupun bidang ilmu lainnya. Karena merupakan ilmu
perencanaan dan perancangan lingkungan binaan yang menjadi wadah bagi
kegiatan manusia—yang lengkap dengan seluruh sifat manusiawinya—maka
arsitektur tidak dapat dilepaskan dari kaidah berbagai ilmu yang
menyangkut aspek kemanusiawian—seperti psikologi, sosiologi,
antropologi, filsafat, ergonomi, dan ekonomi. Perwujudan hasil karya
arsitektur merupakan penerapan kaidah berbagai ilmu yang menyangkut
aspek kemanusiawian tersebut. Oleh karena itu, calon arsitek juga perlu
bidang-bidang ilmu tersebut. Pada sebagian perguruan tinggi di
mancanegara, arsitektur dikelompokkan ke dalam fakultas sosial atau
sejenisnya.
Karena merupakan ilmu perencanaan dan perancangan lingkungan binaan
yang akan dibangun dengan cara atau rekayasa ataupun teknologi tertentu
dan yang harus menjamin keselamatan bagi manusia pemakainya maka
arsitektur tidak dapat dilepaskan dari kaidah ilmu teknik—seperti
struktur dan konstruksi, rekayasa dan teknologi pembangunan Itu
sebabnya, pada sebagian perguruan tinggi, arsitektur dikelompokkan ke
dalam fakultas teknik atau sejenisnya.
Sumber : http://ft.uajy.ac.id/arsitek/dunia-ars/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar